Kendari – Komitmen Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara dalam menciptakan ketertiban dan kenyamanan berlalu lintas kembali dibuktikan melalui kegiatan pemusnahan barang bukti hasil penindakan Operasi Patuh Anoa 2025. Sebanyak 735 knalpot brong resmi dimusnahkan dalam acara yang digelar pada Selasa pagi, 29 Juli 2025, di Lapangan Lobi Depan Mapolda Sultra.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Kapolda Sultra Irjen Pol Didik Agung Wijanarko, S.I.K., M.H., dan turut dihadiri oleh Wakapolda Sultra Brigjen Pol Amur Chandra Juli Buana, S.H., M.H., Dansat Brimob Polda Sultra Kombes Pol Muhammad Erwin, S.H., S.I.K., M.H., unsur Forkopimda Sultra, pejabat utama Polda Sultra, serta perwakilan komunitas otomotif roda dua dan roda empat.
Dalam sambutannya, Kapolda Sultra menegaskan bahwa penggunaan knalpot brong bukan sekadar pelanggaran aturan lalu lintas, tetapi juga merupakan ancaman nyata terhadap ketertiban umum. Suara bising yang ditimbulkan telah menjadi sumber keluhan masyarakat dan berpotensi memicu konflik sosial maupun membahayakan keselamatan pengguna jalan lainnya.
“Operasi Patuh Anoa 2025 dilaksanakan selama 14 hari, terhitung sejak 14 hingga 27 Juli 2025, dengan pendekatan preemtif, preventif, serta tindakan represif secara humanis. Penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas, khususnya penggunaan knalpot brong, akan terus kami lakukan secara konsisten sebagai bentuk edukasi dan perlindungan bagi masyarakat,” tegas Kapolda.
Sementara itu, kehadiran Dansat Brimob Polda Sultra dalam kegiatan ini merupakan bentuk dukungan penuh dari Korps Brimob terhadap kebijakan Polda Sultra dalam menciptakan keamanan dan ketertiban berlalu lintas. Kehadiran jajaran Brimob menjadi simbol sinergitas antar satuan dalam menjaga stabilitas wilayah.
Pemusnahan knalpot brong ini dilaksanakan secara simbolis oleh para pejabat yang hadir, dengan menggunakan alat pemotong logam, sebagai bentuk komitmen nyata pemberantasan pelanggaran lalu lintas.
Acara ini juga disertai dengan release resmi hasil Operasi Patuh Anoa 2025, yang mencatat berbagai pencapaian positif dalam penegakan hukum lalu lintas, peningkatan kesadaran masyarakat, serta penurunan angka pelanggaran dibandingkan periode sebelumnya.
Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan kesadaran kolektif masyarakat terhadap pentingnya keselamatan dan ketertiban berlalu lintas semakin meningkat, sehingga tercipta lingkungan yang aman, nyaman, dan harmonis bagi seluruh pengguna jalan.
